Home / Pangan

Senin, 6 Maret 2023 - 15:00 WIB

Harga Beras Menggila

Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam. (Antara)

Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam. (Antara)

Puerto Andika – darimedia.id

Meski pemerintah telah mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton, namun harga beras di tingkat konsumen masih menggila. Impor belum mampu menurunkan keinaikan harga.

Panel harga Badan Pangan Nasional mencatat, rerata harga beras medium, dilihat pada Senin 6 Maret 2023, masih di kisaran Rp 11.790 per kg. Sedangkan, beras premium Rp 13.520 per kg. Tren harga beras medium dan premium tidak jauh berbeda dari rerata harga pekan lalu.

Bahkan rerata harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang per Minggu (5/2) sebesar Rp 11.707 per kg. Harga ini sedikit lebih tinggi dibanding periode sama bulan lalu Rp 11.673 per kg. Adapun jumlah stok beras masih berkisar 17,4 ribu ton atau masih jauh dari batas aman 30 ribu ton.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, Abdullah Mansuri menganalisa, harga beras bisa turun kalau stok hasil panen bulan ini mulai membanjiri pasar tradisional.

Baca juga  Bulog Samarinda Gelar Pasar Murah

“Tapi hanya mengandalkan impor tidak memungkinkan turun harganya, karena peminat impor tidak banyak meski kualitasnya tidak jauh dengan beras lokal,” ujar Mansuri dilaporkan Rol, Senin. Menurutnya, suplai beras lokal ke pasar belum kembali normal. Hal itu yang menjadi penyebab utama harga beras masih relatif tinggi dan kian dirasakan oleh masyarakat.

Menjelang Ramadhan yang akan datang dua pekan lagi, Mansuri bilang, harga beras diharapkan tidak mengalami lonjakan lebih tinggi. Sebab, sesuai proyeksi pemerintah bulan ini bertepatan puncak musim panen raya pertama.

“Selama hasil panen itu langsung dikirim ke pasar, menjelang Ramadhan ini harusnya paling tidak harga bisa melandai,” ujarnya.

Ikappi, lanjut Mansuri, ikut melakukan pemantauan situasi harga dan pasokan di beberapa titik penghasil beras untuk mendorong agar distribusi tetap lancar.

Baca juga  Sepanjang 2022, Ada 3.531 Bencana

Kenaikan harga pangan pokok yang berlangsung lama hingga saat ini dikhawatirkan akan semakin memberatkan konsumen.

Sekretaris Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Agus Suyatno mengatakan, kenaikan harga menjelang Ramadhan masih dimaklumi lantaran menunjukan kegiatan ekonomi masyarakat sedang tumbuh.

“Tapi, kalau kemudian melambung tidak terkendali dan tidak adil bagi konsumen, ini menjadi preseden adanya kegagalan pengendalian harga bahan pokok bagi konsumen, terutama masyarakat kelas bawah,” ujar Agus, Senin.

Salah satu bahan pangan pokok yang masih cukup tinggi harganya adalah beras. Agus bilang, biasanya pemerintah langsung mengambil jalan pintas lewat operasi pasar ketika terjadi gejolak harga.

Namun, yang disayangkan langkah operasi pasar itu dilakukan sekadar memenuhi kewajiban program tanpa ada target manfaat yang jelas dan konkret.

“Itu hanya sebuah program yang dijalankan tanpa pernah memikirkan berapa banyak masyarakat bawah yang mendapatkan manfaat. Begitu operasi pasar dilempar, selesai. Jadi tidak jelas, hanya sekadar program berjalan,” ujarnya. (Rep)

Share :

Baca Juga

Pangan

Harga Beras di Ratusan Daerah Naik

Pangan

Jokowi Izinkan Impor Daging Sapi

Pangan

Konsumsi Pangan Indonesia Meningkat

Pangan

Kenaikan Harga Beras Menggila

Pangan

Badan Pangan Dorong Serapan Beras Bulog

Pangan

Waspadai Dampak Kekeringan

Pangan

BRIN Kembangkan Teknologi Berbasis Bakteri

Pangan

Kemendag Stabilkan Harga Pangan 2023