Eko Hariyanto – darimedia.id
Sepanjang 2022, berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, tercatat ada 3.531 peristiwa bencana alam yang mengguncang Indonesia.
Bencana yang paling banyak terjadi di tahun 2022 yaitu banjir, yakni 1.524 kejadian. Jumlah ini setara 43,1% dari total kejadian bencana nasional.
Ada pula 1.062 bencana berupa cuaca ekstrem, 634 tanah longsor, 252 kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 28 gempa bumi, 26 gelombang pasang/abrasi, serta 4 peristiwa kekeringan.
Sepanjang 2022, provinsi yang paling sering mengalami bencana alam pada 2022 adalah Jawa Barat, yakni 823 kejadian. Diikuti Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing 486 dan 400 kejadian.
Seluruh kejadian bencana itu membuat lebih dari 5,49 juta orang menderita dan mengungsi, 851 orang meninggal dunia, 8.726 orang luka-luka, dan 46 orang hilang.
Bencana tersebut juga mengakibatkan 95.051 rumah rusak, dengan rincian 20.069 rumah rusak berat, 23.058 rusak sedang, dan 51.294 rusak ringan.
Kemudian 1.980 fasilitas umum mengalami kerusakan, terdiri dari 1.239 fasilitas pendidikan, 646 fasilitas peribadatan, dan 95 fasilitas kesehatan.
Bencana Hidrometeorologi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah memperkirakan adanya potensi cuaca ekstrem di sebagian wilayah Indonesia yang berpeluang menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, genangan dan tanah longsor.
Dari prakiraan Impact – Based Forecast (IBF), daerah yang ditetapkan sebagai daerah berstatus SIAGA yaitu Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemerintah mengimbau kepada warga yang bermukim di sepanjang aliran sungai dan wilayah perbukitan untuk waspada dan melakukan kesiapsiagaan.
Hidrometeorologi adalah fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air, (hidrologi), atau lautan (oseanografi) yang berdampak besar pada lingkungan seperti hilangnya nyawa, kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian, gangguan sosial ekonomi, serta kerusakan lingkungan.
Contoh bencana hidrometeorologi yaitu badai siklon tropis, badai petir, badai es, tornado, curah hujan ekstrim, banjir, hingga suhu dingin.
Melansir dari laman BMKG, Indonesia mengalami bencana hidrometeorologi dari 2010 hingga 2019 yaitu banjir, puting beliung, longsor, kekeringan, hingga kebakaran hutan dan lahan. Kejadian bencana hidrometeorologi paling banyak adalah banjir.
Tahun 2010 kejadian banjir paling banyak dibandingkan dengan tahun 2011 hingga 2019. Setelah itu, longsor dan puting beliung menyusul, bahkan bencana puting beliung terbesar terjadi pada tahun 2017.
Di tahun 2019 tercatat sepanjang bulan Januari hingga September terdapat 98 persen bencana hidrometeorologi dengan wilayah terbanyak adalah Jawa Tengah dengan jumlah 692 kejadian.
Editor: Herman