Home / Internasional

Minggu, 22 Januari 2023 - 19:09 WIB

Prancis – Jerman: Dari Lawan Jadi Kawan

Penulis, saat sedang berada di depan Reichstagsgebäude, Berlin, Jerman.

Penulis, saat sedang berada di depan Reichstagsgebäude, Berlin, Jerman.

Penulis: Ahmad Mulyadi (Journalist / Geopolitologue)

Pada hari ini, 22 Januari 2023, Aliansi Prancis-Jerman tepat berusia 60 tahun. Sebuah usia yang cukup panjang untuk kategori aliansi politik dua negara besar. Apalagi, Prancis dan Jerman merupakan dua negara dengan sejarah unik dan kontradiksi satu sama lainnya.

Prancis dan Jerman meski bertetangga dan keduanya berlokasi di Eropa Barat, adalah dua negara yang dulunya saling bermusuhan. Dua negara terkuat di Eropa Barat ini selalu berperang demi menjadi yang terkuat di Benua Biru. Pertama kali orang-orang Jerman menyerang wilayah Prancis yaitu pada saat wilayah Prancis masih di bawah bendera Romawi. Saat itu, orang-orang Jerman terutama dari suku Franken menyerbu wilayah Prancis dan mengambil alih kendali wilayah tersebut. Pada saat itu, bangsa Prancis sudah ada, namun negaranya belum terbentuk.

Pada era Napoleon, giliran Prancis yang menyerang wilayah Jerman. Pada saat itu, Napoleon Bonaparte yang bergelar Emperor Prancis melakukan ekspansi militer besar-besaran ke berbagai wilayah laiinnya termasuk Jerman, dengan dalih untuk menyebarkan ide Revolusi Prancis ke seluruh penjuru dunia. Pada saat itu, bangsa Jerman sudah terbentuk namun terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan, seperti Bavaria, Hessen dan Baden-Wuerttemberg.

Baca juga  Harlah Pagar Nusa ke-38, Cak Tar: Titik Akhir Pendekar Jaga Aqidah Akhlak

Lalu pada pertengahan kedua abad ke 19, giliran Jerman lagi yang menyerbu Prancis. Saat itu, Jerman di bawah bendera Prussia menyerang Prancis yang sedang dipimpin oleh keponakannya Napoleon, yaitu Charles-Louis-Napoleon Bonaparte. Kemenangan Prusia ini pun semakin meningkatkan tensi permusuhan antara bangsa Jerman dan Prancis.

Pada 1914, Prancis meluapkan dendamnya terhadap bangsa Jerman melalui pertempuran di Perang Dunia 1. Pada perang yang melibatkan seluruh kekuatan utama di Eropa ini, Prancis berhasil menjadi pemenang. Sebaliknya, Jerman mengalami kerugian besar secara ekonomi dan politik.

Tidak berhenti sampai di situ, pada 1940, Jerman mengobarkan Perang Dunia 2 sebelum akhirnya menyerang Paris dan mengambil alih kota tersebut dan wilayah-wilayah lainnya di Prancis bagian tengah hingga utara. Namun Prancis dengan dipimpin pahlawan mereka yang bernama Charles de Gaulle,  akhirnya bisa merebut kembali kota Paris dan wilayah-wilayah Prancis lainnya pada 1944.

Baca juga  Zionis Israel Serang Kamp Pengungsi

Demikianlah perselisihan antara Prancis dan Jerman yang seolah tanpa ujung. Kedua bangsa ini terus bersaing satu sama lainnya untuk menjadi yang terbaik di Eropa. Hal ini pula yang juga sering memicu perang besar di Benua Biru Eropa. Selama Jerman dan Prancis tidak akur, maka selama itu pula Eropa terancam perang besar.

Usai Perang Dunia 2 berakhir, para pemimpin Jerman dan Prancis pun akhirnya menyadari peran vital negara mereka dalam menentukan perdamaian di Eropa. Prancis dibawah pimpinan Presiden Charles de Gaulle, dan Jerman dibawah pimpinan Kanselir Konrad Adenauer akhirnya menyepakati pembentukan aliansi Prancis-Jerman pada 22 Januari 1963 yang ditandatangani kedua belah pihak di Kota Paris. Aliansi ini akhirnya mengakhiri permusuhan klasik antara dua bangsa besar di Eropa tersebut. Bahkan, Prancis dan Jerman satu sama lainnya kini menjadi partner terkuat di berbagai sektor dan mereka pun menjadi motor utama Uni-Eropa dan aktor geopolitik utama di Eropa.

 

 

Share :

Baca Juga

Internasional

Zionis Israel Serang Kamp Pengungsi

Internasional

Cina Naikkan Anggaran Militer dan Diplomasi

Internasional

Türkiye and China: Two Great Powers Among Other Great Powers

Internasional

10 Kampus Terfavorit di Jerman

Internasional

Turkiye Inisiasi Perpanjangan Kesepakatan Istanbul

Internasional

Ribuan Warga Prancis Demonstrasi Tolak Keputusan Macron

Internasional

Tiongkok: 60 Ribu Orang Tewas Akibat Covid-19 sejak Desember