Home / Ibu Kota Nusantara

Jumat, 11 Februari 2022 - 01:16 WIB

Jokowi Perlu Libatkan IAI

KLIK BALIKPAPAN –  Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyarankan agar Jokowi melibatkan Ikatan Arsitek Indonesia aka IAI dalam pembangunan Ibu Kota Negara. Terlebih selama ini muncul perdebatan ihwal desain istana yang menyerupai burung garuda besar.

Kang Emil, sapaan karibnya, menilai biaya pembangunan hingga Rp 2 triliun itu terlalu mubazir untuk pembangunan satu fungsi gedung. Apalagi, lanjutnya, asosiasi tidak dilibatkan secara penuh.

Ia pun mengusulkan agar Jokowi menunjuk perwakilan dari asosiasi profesi arsitek sebagai penasehat untuk pembangunan IKN, Nusantara. Hal ini dimaksudkan agar seluruh pembangunan terencana dengan baik dan sempurna.

“Presiden punya otoritas, itu selera dia. Tapi kalau boleh mengusulkan harus ada pendamping dari Asosiasi Ikatan Arsitek Indonesia. IAI harusnya juga mengusulkan diri menjadi pembisik atau penasehat presiden,” saran Kang Emil, yang juga Insinyur jebolan ITB.

Baca juga  IKN dalam Angka

Menurutnya pembangunan IKN seharusnya menjadi momen IAI punya sikap untuk didengar masyarakat. Hal ini karena pembangunan fasilitas pemerintahan itu menyangkut nama baik bangsa di masa depan.

“Sekarang gak ada. Keputusan diambil dari pembisik-pembisik yang saya tahu punya kepentingan atau tidak. Tapi kalau ada forum yang bentuknya TPAK, maka saya merasa itu cara demokratis supaya IKN membanggakan,” tuturnya.

Ia lantas menawarkan konsep pembangunan kawasan IKN. Ada formula yang patut dilakukan agar kelak Kota Nusantara hidup. Tidak menjadi kota mati.

“Ada rumus dalam ilmu saya itu 3D yaitu, Desain, Density, dan Diversity. Desain saja tanpa diversity itu seperti yang terjadi di Sudirman – Thamrin hanya kantor saja, habis magrib tidak ada kegiatan. Jadi fungsinya harus campuran,” papar Ridwan Kamil.

Ia menganalisa, urban Planning Modern saat ini tidak memisahkan fungsi itu, sehingga harus campuran. Termasuk memberi perhatian pada pengembangan seperti kota hijau berkelanjutan hingga smart city sebagai pelengkap.

Baca juga  PPU Minta Kompensasi IKN

Selain itu saat masuk ke istana negara tidak kaku, supaya seperti masuk kawasan khusus yang dibangun dalam wilayah tanah yang luas. Melainkan bagian dari urban desain.

“Saya simpulkan mudah-mudahan sayembara masterplan sudah terjadi alhamdulillah. Sekarang tinggal mengawal filosofi value perkotaan yang baik saya doakan tidak gagal oleh kepentingan pengen cepet dan sebagainya,” jelasnya.

Dijelaskannya, bila IKN hanya mengandalkan populasi dari aparatur negara akan membuat kota itu mati. Sehingga golongan masyarakat non pemerintahan juga harus didorong agar pindah ke sana. Ia menyarankan seperti yang pernah dilakukan Amerika.

“Bisa diandalkan seperti kota Washington. Semua masyarakat harus ada, dari kelas bawah, menengah elite. Nggak bisa hanya rapi untuk kelas atas saja,” tegas Emil.

I CNBCIndonesia

Share :

Baca Juga

Ibu Kota Nusantara

Finlandia Tertarik Investasi IKN

Ibu Kota Nusantara

UU IKN Digugat

Ibu Kota Nusantara

Isran: IKN Harus Dimulai

Ibu Kota Nusantara

Konsep Desain IKN

Ibu Kota Nusantara

Kepala Otorita Resmi Dilantik

Ibu Kota Nusantara

Istana Presiden dan Wapres Dipisahkan

Ibu Kota Nusantara

Eduardus Juara Sayembara IKN

Ibu Kota Nusantara

Jangan Ada Tender Main-main