Puerto Andika – darimedia.id
Perubahan iklim menjadi fenomena yang mulai dirasakan masyarakat global, termasuk Indonesia. Pelbagai bencana alam terjadi seperti kekeringan panjang, kebakaran hutan, tanah longsor, berkaitan perubahan iklim di dunia. Indonesia dinilai masuk dalam negara yang rentan bencana.
Hal itu terungkap dalam Webinar yang dihadiri Pusat Riset Kewilayahan (PRW), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Agenda Webinar Areascape Vol #12 bertajuk “Climate Change, Crisis or Challenge? A Discursive Approach to Natural Disaster, dihelat pada Senin 6 Maret 2023.
Agenda itu dihelat secara hybrid di Widya Graha, BRIN Gatot. Yang dipandu Kepala PRW, Fadjar Ibnu Thufail. “Webinar Areaspace ini salah satu forum untuk mendiskusikan hasil-hasil kajian di PRW,” ujar Fadjar dalam pengantar pembukaan acara.
Kali ini, PRW mengundang narasumber dari Radboud University, Nijmegen, Frans Wijsen.
Frans Wijsen, di awal paparannya mengatakan, Indonesia salah satu negara yang menghadapi pelbagai macam bencana alam. Bencana itu dapat terjadi karena faktor manusia atau faktor alam.
Penipisan ozon, efek polusi zat-zat toksik terhadap ekosistem global yang terus terjadi, serta degradasi lingkungan perairan dan laut menajdi sebagian dari penyebab perubahan iklim. Akibatnya, tak dapat dipungkiri bahwa perubahan iklim memicu terjadinya bencana alam.
“Tantangan terkait lingkungan dalam perubahan iklim sifatnya global, namun ditafsirkan dalam pelbagai cara oleh para pemangku kepentingan yang berbeda,” ujar Frans.
“Dalam menghadapi perubahan iklim, Indonesia menjadi pemain penting dalam negosiasi terkait perubahan iklim Internasional,” imbuhnya.
Di akhir paparan, Frans menyimpulkan, sesuai definisi tentang alam dan bencana alam, sebagai penelitian non-manusia, menunjukkan batas antara alam dan manusia tidak tetap tetapi cair.
Untuk manajemen bencana, ini menyiratkan bahwa bencana tidak hanya dimitigasi oleh lebih banyak pengetahuan atau lebih banyak uang. Akan tetapi juga dengan membentuk koalisi wacana, konsensus, dan kompromi antara berbagai pemangku kepentingan.