KLIK BALIKPAPAN – IKN Nusantara akan dibawahi seorang kepala otorita setingkat menteri yang dipilih presiden. Sejumlah nama sempat mengemuka. Ada nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mantan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Dirut PT Wijaya Karya, Tumiyana.
Namun, nama-nama yang sempat santer beberapa waktu lalu, ternyata tidak dipilih Istana.
Istana justru memilih Bambang Susantono yang akan dijadikan calon kuat Bos IKN.
Menurut rencana pelantikan akan dilakukan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, yang dihelat pukul 15.00 WIB. Demikian diutarakan Kepala Sekeretariat Presiden Heru Budi Hartono, melalui keterangan tertulisnya, Kamis.
“Kepala Otorita IKN akan dijabat Bambang Susantono, sedangkan Dhony Rahajoe sebagai Wakil Kepala Otorita IKN,” ujar Heru. Pelantikan akan digelar terbatas. Setpres akan menayangkan pelantikan secara langsung melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Lantas, berapa kekayaan Bos IKN, Bambang Susantono?
Dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara atau LHKPN yang dimuat di laman KPK, nama Bambang Susantono tercatat melaporkan harta kekayaannya terakhir pada periode 2014 saat menjabat sebagai Wakil Menteri Perhubungan Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2009-2014.
Jumlah kekayaan yang dilaporkan sebesar Rp 3,9 miliar plus $ 51,846 dolar US.
Kekayaannya diperoleh dari kepemilikan tanah dan bangunan senilai Rp 2 miliar, harta bergerak Rp 470 juta, dan harta bergerak lainnya Rp 668 juta. Bambang juga memiliki giro dan setara kas lainnya sebesar Rp 899 juta. Ia tercatat juga memiliki utang Rp 162 juta.
Dihimpun dari pelbagai sumber, Bambang Susantono lahir pada 4 November 1963 di Yogyakarta. Ia tercatat sebagai mantan Wakil Menteri Perhubungan pada Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2010-2014. Bambang juga pernah menjabat Deputi Menko Perekonomian Bagian Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah pada 2007-2010.
Bambang Susantono dikenal sebagai pakar perencanaan infrastruktur dan transportasi. Di era SBY, ia didapuk sebagai Wakil Menteri Perhubungan tahun 2009, bertugas membantu Menteri Perhubungan dalam membenahi sektor transportasi di Indonesia.
Untuk mengurai masalah transportasi, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia periode 2004-2010 ini lebih menekankan pada sistem transportasi yang humanis.
Usai lulus dari Fakultas Teknik Sipil ITB tahun 1987, Bambang bekerja sebagai PNS di Departemen Pekerjaan Umum. Kemudian ia melanjutkan program pascasarjana di Universitas California, Berkeley untuk gelar master tata kota dan wilayah dan lulus pada tahun 1996.
Di tahun 1998, Bambang meraih gelar MSCE di bidang teknik transportasi di universitas yang sama. Pendidikan doktoralnya dia selesaikan pada tahun 2000 dengan meraih gelar doktor di bidang perencanaan infrastruktur dari Universital California, Berkeley.
Di kancah internasional, ia pernah menjabat sebagai Vice President East Asia Society of Transportation Studies dan hingga kini menjadi anggota Board of Trustees untuk The Southsouth North Foundation di Johannesburg, Afrika Selatan, yang bergerak di bidang perubahan iklim dan lingkungan.
Bambang juga pernah menjabat sebagai Komisaris utama PT Garuda Indonesia Tbk, tahun 2012.
I Pewarta: Sika I Redaktur: Jihana